08/01/11

Ketika Hati Seorang Anak Menjerit

Di pagi hari ini pukul 4.00 WIB aku secara tak sengaja berjalan di sekitaran malioboro, dan bertemu dengan teman-teman kecilku yang baru, lucu dan banyak omong semua nya dapat mereka katakan dengan lancar walapun kata-kata mereka agak rancu dan seperti nya mereka habis memakai lem "kambing". Dalam percakapan kami yang hangat dan dekat itu mereka mulai menceritakan kehidupan mereka satu persatu ada yang kabur dari rumah karena "ngak tahan" melihat sikap orang tuanya, ada juga yang lari dari penampungan, dan yang terkecil dari kelompok mereka "dibuang" atau lebih halus nya di tinggalkan di dekat jembatan saidan, dari percakapan mereka entah mengapa saya terbesit membuat sebuah tulisan, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita dan untuk mereka.

Tak ada anak yang tidak menginginkan lahir di keluarga yang hangat, penuh cinta dan kasih sayang dan juga tidak ada anak yang tidak ingin tumbuh menjadi anak yang cerdas, berbudi perkerti, memiliki pergaulan yang baik. Tapi kami ini berbeda! di pagi hari kami harus bangun dengan pakaian kami yang semata wayang  walapun kumal dan bau tapi kami senang memakai nya, bangun dengan perut lapar, kami pergi pagi ini untuk bekerja menyusuri lorong-lorong yang gelap dan bau yang tak sanggup aku menghirupnya tapi mau bagai mana lagi ini lah rumahku sebuah tempat di kali code, tapi saya dan saudara-saudara saya tak akan berkecil hati sedikitpun karena kami tak bisa berbuat apa-apa hanya ini yang kami punya orang tua kami tak mampu memberikan kami apa yang seharusnya kami dapatkan sebagai anak kecil. Tapi kami tak sangup melawanya memang sudah nasib kami seperti ini.

Setiap hari kami menyusuri jalan-jalan tak peduli debu, panas, hujan, hanya untuk mendapatkan kasian orang lain kepada kami. Dalam hati merasa iri rasanya melihat di dalam mobil seorang bapa, ibu dengan anaknya yang memakai pakain bagus sambil tertawa dan ceria. Andai aku dan saudara-saudaraku seperti itu dalam benakku, cuman bisa bermimpi sebuah khayalan dalam pikiran ku saja. aku bertanya dalam hati kenapa aku dan saudara-saudaraku seperti ini, sempat terpikir kenapa Tuhan tak adil. Tapi tak apalah ini memang jalan hidup kami. Setiap hari tak pernah berubah tetap seperti ini  mencari orang yang dermawan untuk memberikan Koin untuk kami yang kelaparan dan kehausan ini. Memang kami di berikan kelebihan untuk berpikir bahwa perbuatan meminta-minta adalah tidak baik, tapi kami tak sangup berbuat banyak hanya ini yang kami bisa, karna orang tua kami tak sangup memberi makan kami, tapi kadang2 kami suka waktu sore hari nya kami kami membawa karung dan menyusuri rumah-rumah mewah mungkin ada kiranya sebuah sampah yang bisa kami jual. Berjalan sampai malam hari tak peduli rasa kantuk ini mengangu, tapi aku harus mendapatkan barang-barang yang bisa di jual yang oleh pemiliknya sudah tak terpakai dan dibuang ke tempat sampah. Itulah pekerjan kami setiap hari.

Malam hari kami pulang. tak ada yang indah adalah rumah kami tempat kami beristirahat dan berkumpul dengan keluargaku, meskipun atap kami terbuat dari Langit, lantai kami dari Tanah dan beralaskan Koran dan  kesokan harinya aku bekerja lagi tak sengaja melihat Koran hari ini dan membacanya, melihat berita hari ini banyak pejabat menyelewengkan Uang yang begitu banyak, sungguh tak ku sangka begitu banyak pejabat yang tak memperdulikan kami, tak sangup memberikan solusi bagi kami untuk Hidup menatap masa depan kami sebagai anak kecil. Hanya meributkan Pejabat-pejabat atau penguasa yang mempunyai Uang yang banyak mendukung dan saling menjatukan, kami tak bisa berbuat apa-apa suara kami tak bisa di dengar meskipun keras suara kami berteriak sampai putus pita suara kami tak ada yang bisa mendengar kami.


Hari demi hari kami lalui dengan bekerja sebagai pengemis jalanan, suatu hari kami merasa tak enak badan kepala kami pusing, perut kami sakit, aku tak sangup berdiri, dan tak sadarkan diri, dan akhirnya Raga ini tak sangup menahanya, akhirnya aku pun meningalkan tubuhku yang sudah kecil dan lemah ini.

Kata Terakhirku
AKU DOAKAN BAGI ORANG YANG TELAH MEMBERIKAN SEDEKAH PADA KAMI AGAR MASUK SURGA, BIAR AKU MESTI DISIKSA DI NERAKA KARNA KAMI KADANG SUKA MEMAKSA, TAPI KAMI AKAN BERSAKSI AHIR PENGADILAN NANTI BAHWA ORANG YANG YANG TELAH MEMBERIKAN SEDEKAH PADA KAMI JANGAN KAU SIKSA DARI API NERAKA.
Selamat Tingal Dunia,aku lebih dulu kesana.


Banyak yang tak setuju keberdaan anak-anak kecil pengemis dan pengamen dengan muncul nya perda-perda yang tidak memihak nasib mereka serta sikap acuh dan benci yang kita berikan kepada mereka,sudilah kiranya kita mencoba memberi Solusi bukan memaki.mereka masih anak-anak, mereka mempunyai hak sama seperti anak,keponakan,saudara kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar