08/02/11

Amarah

Berapa banyak manusia yang merasa dirinya kuat, namun baik secara sadar maupun tidak, mereka telah menjadi orang yang kalah. Berapa banyak orang yang merasa kaya raya, namun mau tidak mau mereka telah menjadi orang yang kalah. Berapa banyak yang mengaku sebagai pria perkasa, namun ternyata mereka telah menjadi seorang pecundang, baik disadari maupun tidak. Begitu banyak wanita yang merasa dirinya pandai, tapi tanpa mereka sadari, mereka telah kalah dan dibodohi. Tahukah kalian kekuatan apa yang telah mengalahkan mereka, kekuatan apa yang telah mengalahkan manusia yang mengaku sebagai manusia super itu?
Kekuatan itu bernama amarah. Ternyata, menahan atau melawan amarah bukanlah pekerjaan yang ringan. Hal ini terbukti dengan banyaknya manusia dari berbagai kalangan yang tak mampu menahan amarahnya, yang jatuh karena tak mampu melawan amarahnya, yang harga dirinya tersungkur karena tak mampu menahan amarahnya, yang image-nya menjadi buruk karena kekalahannya dalam mengelola amarahnya. Betapa banyak orang-orang yang berpredikat pejabat, yang bergelar sarjana, yang mengusung sebutan artis, dan segudang pangkat dan jabatan tinggi lainnya, ternyata mereka tidak mampu mengolah amarahnya dengan baik.
Dalam riwayat Abu Hurairah dikatakan, Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah (H.R. Malik).
Beruntunglah bagi kita yang mampu menahan dan mengolah amarah kita dengan baik. Dan merugilah bagi mereka yang senantiasa menjadi orang yang kalah dalam mengelola amarahnya. Karena mereka akan menjadi budak amarah mereka, dan menjadi rendahlah mereka di dunia dan di akhirat.
Sungguh, betapa indahnya hidup kita jika kita mampu menahan dan mengelola amarah kita dengan baik. Ketika ujian dan cobaan datang, bukan amarah yang timbul melainkan sikap sabar dan senantiasa menjadikannya bahan instrospeksi diri. Ketika ada pihak-pihak yang memancing amarah kita, bukan pukulan, cacian, atau sumpah serapah yang kiat keluarkan, melainkan kesabaran dan doa yang senantiasa dipanjatkan.
Mampukah kita mengelola dan menahan amarah yang senantiasa berkecamuk dalam diri kita? Ingatlah, Islam adalah rahmatan lil ‘alamin. Islam adalah agama yang penuh dengan kedamaian, dimana jika kita mau menjalankannya dengan sungguh-sungguh, maka kedamaian itu akan datang dalam diri kita dan memancar ke sekitar kita. Islam adalah agama yang damai, maka ajarannya pun senantiasa akan menjauhkan kita dari kerusakan. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat anda lakukan untuk menahan amarah secara islami, semoga tips ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.
1. Membaca Ta’awwudz. Rasulullah bersabda Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A’uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk (H.R. Bukhari Muslim).
2. Berwudlu. Rasulullah bersabda Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah (H.R. Abud Dawud).
3. Duduk. Dalam sebuah hadist dikatakan Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah (H.R. Abu Dawud).
4. Diam. Dalam sebuah hadist dikatakan Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah (H.R. Ahmad).
5. Bersujud, artinya shalat sunnah mininal dua rakaat. Dalam sebuah hadist dikatakan Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud). (H.R. Tirmidzi)
Sesungguhnya, marah maupun emosi adalah sudah menjadi sifat dan tabiatnya manusia. Namun, dalam hal ini, islam mengajarkan kita untuk dapat mengendalikan semaksimal mungkin, sehingga amarah kita tidak akan menimbulkan efek-efek yang negative.
Dalam riwayat Abu Said al-Khudri Rasulullah saw bersabda Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meridhai, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meridhai (H.R. Ahmad).
Wallahua’lambishshowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar